Awal waktu shalat subuh di Indonesia mengalami perdebatan pasca beredarnya hasil riset yang dilakukan oleh tiga lembaga riset milik Muhammadiyah. Ketiga hasil riset tersebut menyakatakan bahwa waktu shalat subuh di Indonesia masih terlalu pagi, kriteria sudut depresi atau ketinggian Matahari -20 derajat yang dijadikan sandaran Kementerian Agama tidak didasarkan pada hasil pengamatan fajar yang memadai dan hanya didasarkan pada data historis serta pendapat ulama falak terdahulu. Berdasarkan publikasi dari ketiga hasil riset tersebut, umat Islam Indonesia dibuat geger karena jadwal waktu shalat subuh yang dirilis oleh Kementerian Agama tidak sama dan bahkan perlu diperbaharui.
Buku karya Dr. Sakirman, M.S.I. yang berada di tangan Pembaca ini berupaya menghadirkan seluk beluk visibilitas hilal dengan tuntas. Pemanfaatan model Kastner turut mewarnai buku ini yang dihasilkan dari penelitian doktoral Beliau. Kehadiran buku ini menjadi sangat penting dan perlu dimiliki oleh para pemerhati atau peminat hisab-rukyat, baik dari kalangan akademisi maupun masyarakat umum.Untuk pemesanan buku ini bisa langsung melalui Tokopedia
Penulis |
Penulis |
Penulis |
Prolog |
Penulis