Senin, 2 Desember 2024, Mahasiswa Program Studi Hukum Ekonomi Syariah bertolak dari kampus 2 IAIN Metro menuju Pusat Observasi Bulan (POB) Kalianda. Didampingi dosen profesional pengampu matakuliah Ilmu Falak, mahasiswa akan melakukan simulasi dan praktik Rukyatul Hilal untuk penentuan awal bulan Jumadil Akhir 1446 H.
Setibanya di lokasi, mahasiswa sejenak melepas penat atas lelahnya perjalanan yang mereka tempuh selama lima jam perjalanan, dengan bermain air di tepi Pantai Keduwarna Kalianda, tidak jauh dari lokasi rukyatul hilal POB Kalianda.
Secara akademik kegiatan yang dikelola oleh mahasiswa ini bertujuan untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam praktik rukyatul hilal setelah mahasiswa dibekali secara teori di bangku kuliah, yaitu menghitung awal bulan Hijriah mulai langkah pertama sampai kesimpulan, ujar dosen pengampu matakuliah Ilmu Falak dan juga Kaprodi Hukum Ekonomi Syariah, Moelki Fahmi Ardliansyah, M.H.
Jika kondisi langit cerah dan hamburan cahaya syafaq tidak mendominasi di langit bagian Barat, hilal sebagai penentu pergantian awal bulan Rabiul Akhir 1446 H dimungkinkan dapat diamati dengan kasat mata maupun dengan bantuan alat optik seperti theodolit atau teleskop, karena ketinggian hilal sudah berada pada posisi 12 derajat dan sudah memenuhi ambang batas dari kriteria MABIMS dengan batas minimal terlihatnya hilal yaitu 3 derajat, sudut elongasi 6,4 derajat, ujar dosen pendamping, Dr. Sakirman, M.S.I.
Selama proses Rukyatul Hilal berlangsung, kondisi langit di ufuk bagian Barat diselimuti oleh awan tebal berwarna putih dan hitam pekat kemudian disusul dengan hujan gerimis. Objek langit seperti Matahari dan Bintang pun tidak terlihat, demikian juga dengan Hilal awal Jumadil Akhir 1446 H tidak berhasil diamati oleh mahasiswa di POB Kalianda.
Evaluasi POB Kalianda: Upaya Optimalisasi
Pengamatan Hilal
Berdasarkan laporan pengamatan hilal awal Jumadil Akhir 1446 H di POB
Kalianda, kondisi langit yang diselimuti awan tebal dan hujan gerimis
menyebabkan hilal tidak dapat diamati. Selain itu, objek langit lainnya,
seperti Matahari dan bintang, juga tidak terlihat. Hal ini menunjukkan adanya
tantangan signifikan dalam pelaksanaan rukyatul hilal di lokasi tersebut.
Untuk meningkatkan keberhasilan observasi hilal, diperlukan evaluasi
menyeluruh terhadap POB Kalianda. Beberapa langkah evaluasi yang dapat
dilakukan meliputi:
Kajian Topografi dan
Iklim Lokal
Menilai potensi pengaruh faktor geografis dan kondisi atmosferik setempat
terhadap visibilitas hilal. Jika lokasi tersebut cenderung sering tertutup awan
atau memiliki curah hujan tinggi, perlu dipertimbangkan pemindahan ke lokasi
dengan kondisi langit yang lebih cerah dan stabil.
Pemanfaatan Teknologi
Pendukung
Mengoptimalkan penggunaan instrumen astronomi, seperti teleskop dengan
teknologi pencitraan spektral, untuk mendukung pengamatan hilal meski dalam
kondisi langit yang kurang ideal.
Peningkatan Sumber Daya
dan Koordinasi
Memberikan pelatihan lebih lanjut kepada pengamat untuk meningkatkan keahlian
teknis dan kesiapan menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
Penentuan Alternatif
Lokasi Pengamatan
Mengidentifikasi lokasi cadangan (backup) di sekitar Kalianda yang memiliki
potensi cuaca lebih baik untuk pengamatan hilal.
Evaluasi ini bertujuan agar proses rukyatul hilal dapat berjalan lebih
optimal sehingga menghasilkan data yang akurat dan dapat mendukung proses
penentuan awal bulan Hijriah dengan lebih baik.