Teknik Analisis Fotometri Hilal |
Tesis ini mengkaji tentang
fotometri hilal (bulan sabit) dengan menekankan kajian pada kontras cahaya
visibilitas hilal (ketampakkan bulan sabit) terhadap cahaya syafaq (senja). Pemilihan
kajian ini didasarkan pada kenyataan bahwa bulan merupakan fenomena fisis
ekstraterestrial dan atmosferik yang sangat sulit untuk diamati dalam umur yang
sangat muda, ketika intensitas cahaya syafaq lebih cerah dari cahaya hilal.
Secara astronomis dapat diketahui bahwa posisi hilal sangat dekat dengan
matahari. Munculnya hilal sangat singkat sesaat setelah matahari terbenam dan
posisi hilal berdekatan waktunya dengan terbenamnya matahari, sehingga sering
kali cahaya hilal kalah terang dibanding dengan cahaya syafaq.
Hilal tidak memiliki sumber
cahaya sendiri. Hilal hanya memantulkan cahaya matahari. Bagian hilal yang
tersinari dan menghadap ke arah bumi tampak lebih terang sesaat setelah maghrib.
Karena bulan bergerak mengelilingi bumi, dari hari ke hari tempatnya
berpindah-pindah. Inilah yang menyebabkan perubahan bentuk-bentuk bulan, mulai
dari bentuk sabit, setengah lingkaran, bulat sempurna, kemudian setengah
lingkaran lagi, dan terakhir kembali ke bentuk sabit (bulan tua).
Ketika matahari terbenam,
cahayanya masih tetap terlihat sampai suatu kedudukan matahari berada sekitar 6
derajat di bawah horizon. Hal tersebut mengindikasikan bahwa cahaya syafaq
sesaat setelah matahari terbenam masih sangat kuat yang memungkinkan
mengalahkan cahaya hilal. Dalam keadaan normal bulan sabit sulit untuk diamati,
karena kontrasnya cahayanya rendah, artinya cahaya hilal akan tenggelam dalam
kemilaunya cahaya syafaq.
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini
adalah, bagaimana memformulasikan kontras fotometri hilal dan kontras hilal
-syafak yang memungkinkan agar hilal dapat terlihat. Pengukuran kuat cahaya
(intensitas cahaya) hilal dan cahaya syafaq dilakukan dengan menggunakan kamera
digital yang citranya diolah dengan software fotometri seperti IRIS 5.58.
Dalam rangka menemukan jawaban
dalam permasalahan tersebut, dalam penelitian ini penulis merumuskan dan
menurunkan metodologi penelitian berupa penelitian lapangan (Field Research),
dengan data-data yang dihimpun dari hasil pengamatan dan citra hilal hasil
pengamatan internasional kemudian diolah dengan software fotometri serta
dilengkapi dengan data kepustakaan yang dianggap mewakili (representatif)
dan terkait (relevan) dengan objek kajian ini. Sumber data utama (primary
sources) dalam penelitian ini foto hilāl dan syafaq hasil pengamatan.
Disamping itu, digunakan juga sumber data pendukung (secondary sources)
yakni data berupa literatur astronomi untuk menjawab dan menganalisa dalam
penelitian ini.
Dari penelitian ini dapat
diketahui bahwa, hilal tidak mudah untuk diamati, ada batas kontras tertentu
agar hilal dapat teramati. Akhirnya, dari rangkaian analisis yang penulis akan
lakukan, tesis ini dimaksudkan untuk mengetahui secara objektif kuat intensitas
cahaya hilal yang dapat teramati (visibilitas hilal) dalam kriteria penentuan
awal bulan berdasarkan hasil observasi dan analisis, sehingga tesis ini dapat
memberikan kontribusi dalam mengembangkan studi astronomi (falak), baik dalam
ranah metodologis maupun ranah praktis, sehingga studi falak memiliki bangunan
epistimologi keilmuan yang kuat seperti disiplin keilmuan yang lain.
Setidaknya, tesis ini memberikan gambaran tentang model sebuah pendekatan integralistik-interdisipliner
sebagai landasan akademik untuk lebih menekankan research dengan
menajamkan hasil analisisnya.
*Kata kunci: Fotometri,
Visibilitas hilal, dan Cahaya syafaq