Kata orang cemburu itu perlu. Sebaliknya tak sedikit yang menolak dikatakan sebagai pencemburu. Itulah sifat cemburu. Layaknya mata uang, ia memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang.
Dengan cemburu sebuah rumahtangga bisa bertambah rekat. Namun tak jarang justru ia menjadi awal sebuah kehancuran hidup seseorang. Berikut ini beberapa pandangan Islam mengenai sifat cemburu.

~.::*Pilihlah yang Disukai Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Dalam sebuah riwayat, sifat cemburu itu terbagi menjadi dua. Ada yang dicintai Allah Subhanahu Wa Ta’ala, namun ada pula yang Tak disenangi oleh-Nya.” Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda :

”Cemburu itu ada dua macam. Ada cemburu yang dicintai Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan ada juga yang dibenci-Nya. “Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah cemburu yang disukai Allah itu?” Beliau menjawab, “Jika kedurhakaan-kedurhakaan kepada-Nya dan jika hal-hal yang diharamkan-Nya dilanggar.” Kami bertanya lagi, “Lalu apakah cemburu yang dibenci Allah Subhanahu Wa Ta’ala ?” Beliau menjawab, “Kecemburuan salah seorang di antara kalian di luar kadarnya.”

~.::* Kapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Cemburu

Cemburu adalah salah satu sifat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, namun ia tak termasuk dalam Asma al-Husna (Nama-nama indah Allah).Sejalan dengan ini ada beberapa hadits yang menjelaskan tentang hal ini yaitu :

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’Anhu Meriwayatkan, Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda :, “Sesungguhnya Allah merasa cemburu. Dan seorang mukmin pun merasa cemburu. Adapun kecemburuan Allah itu akan bangkit tatkala seorang mukmin melakukan sesuatu yang Allah haramkan atasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’Anhu Meriwayatkan, Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda : “Tidak ada satupun sosok yang lebih menyukai pujian kepada dirinya dibandingkan Allah. Oleh sebab itulah Allah pun memuji diri-Nya sendiri. Dan tidak ada seorang pun yang lebih punya rasa cemburu dibandingkan Allah, dikarenakan itulah maka Allah pun mengharamkan perkara-perkara yang keji.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’Anhu Meriwayatkan, Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Slaihi Wasallam Bersabda : “Seorang Mukmin itu merasa cemburu, sedangkan Allah lebih besar rasa cemburunya -daripada dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

~.::*Cemburu Para Nabi

Terhadap sebuah kemungkaran, Nabi Muhammad sangatlah pencemburu. Hal ini tergambar dalam kisah Sa’ad ibn Ubadah. Suatu ketika ia bertanya, “Wahai Rasulullah, apa saran engkau jika saya mendapati istriku berzina dengan seorang laki-laki? Apakah saya harus menangguhkan balasan hingga mendapatkan empat orang saksi?” Nabi menjawab, “Benar!” Sa’ad berkata lagi, “Demi Allah yang mengutusmu dengan kebenaran, bagaimana jika saya memukulnya dengan punggung pedang?” Nabi menjawab, “Apakah kalian heran dengan kecemburuan Sa’ad? Sungguh aku lebih cemburu daripada dirinya.” (Riwayat Bukhari)

~.::*Cemburu Itu Manusiawi

Saking cintanya kepada sang suami- Rasulullah, ‘Aisyah pun tak luput dari rasa cemburu. ‘Ummu al-Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha pernah bercerita, aku tak pernah cemburu terhadap wanita seperti kecemburuanku terhadap Khadijah. Karena Nabi seringkali menyebut namanya. “Suatu hari beliau menyebut namanya, lalu aku berkata, “Apa yang engkau lakukan terhadap wanita tua yang merah kedua sudut mulutnya? Padahal Allah telah memberikan ganti yang lebih baik daripadanya kepadamu.” Nabi bersabda, “Demi Allah, Dia tidak memberikan ganti yang lebih baik daripadanya kepadaku.” (Riwayat Bukhari)

~.::*Hentikan Cemburu Buta

Cemburu yang dibangun di atas imajinasi, dan buruk sangka hanyalah akan merusak sebuah hubungan. Ia tak lebih dari mengikuti hawa nafsu semata. Padahal ia sendiri tak mengetahui persoalan kecuali menuruti perasaan dan emosi sesaat saja. Bahkan boleh jadi cemburu tersebut lalu ditunggangi oleh pihak ketiga yang ingin merusak keutuhan rumah tangga seseorang.

~.::*Jalin Komunikasi

Menjalin komunikasi yang sehat bisa menjadi jembatan yang merekatkan kembali rumahtangga yang lagi renggang. Saling terbuka dalam segala urusan niscaya semakin memudahkan dalam menyelesaikan suatu persoalan rumahtangga.

Semoga manfaat buat kita semua, Yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “.

Semoga pula Allah Subhanahu Wa Ta’ala . Senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-NYA....Aamiin Allahuma Amiin.